
Tips Cara Memilih Baja Ringan yang Tepat (2)
Halo SobatBems!
Baja ringan sekarang jadi andalan banyak tukang dan arsitek untuk urusan atap rumah. Kuat, ringan, dan awet, Tapi tetap harus hati-hati! Di balik banyaknya pilihan baja ringan di pasaran, ada risiko besar kalau SobatBems salah pilih, apalagi yang belum berstandar SNI. Tanpa disadari, atap rumah bisa roboh atau keropos hanya karena material nya tidak lolos uji mutu. Yuk, kita bahas kenapa sertifikat SNI penting banget dan apa saja dampak dari penggunaan baja ringan abal-abal. Struktur Rangka Bisa Roboh dalam Hitungan Tahun, baja ringan tanpa SNI biasanya diproduksi dengan bahan yang tipis dan tidak konsisten. Sekilas memang terlihat biasa saja, tapi daya tahannya bisa sangat lemah.
Dalam beberapa kasus, rangka atap jadi melengkung atau bahkan ambruk hanya dalam 3–5 tahun. Bayangin deh, SobatBems sudah bikin rumah impian, eh tiba-tiba atap bocor atau lebih parah—rangka rubuh. Nggak cuma bikin repot, tapi juga berisiko bagi keselamatan keluarga, Mudah Berkarat dan Cepat Usang. Salah satu ciri baja ringan berkualitas adalah lapisan anti karatnya. Nah, baja ringan abal-abal biasanya nggak punya lapisan itu. Akibatnya, baja jadi cepat berkarat, terutama kalau rumah berada di daerah lembap atau sering kena hujan. Bukan hanya nggak awet, tapi juga bikin pengeluaran jangka panjang makin membengkak. Renovasi berkala bukan solusi, SobatBems. Solusinya adalah mulai dari material yang benar!

Tips Cara Memilih Baja Ringan yang Tepat (3)
Berikut cara memilih besi yang tepat untuk bangunan sangat penting agar struktur kuat, aman, dan tahan lama:
1. Tentukan jenis struktur bangunan
Bangunan rumah tinggal: biasanya cukup pakai besi beton polos atau ulir.
Gedung bertingkat atau konstruksi berat: gunakan besi ulir mutu tinggi.
2. Kenali jenis-jenis besi
Besi beton polos (plain bar): fleksibel, mudah dibentuk. Cocok untuk rumah tinggal.
Besi beton ulir (deformed bar): lebih kuat, punya daya ikat tinggi dengan beton. Cocok untuk struktur utama.
Besi WF (Wide Flange): untuk konstruksi baja, seperti gudang atau jembatan.
Besi hollow: biasa digunakan untuk pagar, kanopi, atau rangka plafon.
Besi siku dan UNP/CNP: untuk rangka ringan, penopang atap, atau konstruksi ringan lainnya.
3. Cek standar dan mutu besi
Gunakan besi ber-SNI (Standar Nasional Indonesia).
Pastikan ada cap pabrik dan label mutu (misalnya BJTP 24, BJTS 40).
Hindari besi bekas atau daur ulang jika untuk struktur utama.
4. Perhatikan ukuran dan panjang
Besi beton standar biasanya panjang 12 meter.
Gunakan penggaris atau alat ukur untuk memastikan diameter sesuai.
5. Lihat kondisi fisik
Jangan pilih besi yang berkarat parah, bengkok, atau ada retakan.
Permukaan harus halus (untuk besi polos) atau ulirnya rapi dan tidak terkelupas.
6. Konsultasi dengan ahli
Konsultasikan dengan arsitek atau insinyur sipil untuk menentukan jenis dan ukuran besi yang sesuai dengan desain dan kebutuhan struktur.
Dan tentu saja, paling aman jika SobatBems memilih produk dari distributor resmi Semen Indonesia, yang dikenal hanya menyediakan material bangunan berstandar tinggi, termasuk untuk baja ringan dan kebutuhan atap lainnya. Karena kualitas itu bukan soal tren tapi soal tanggung jawab. Jangan karena tergiur harga murah, SobatBems malah dapat atap yang rawan roboh. Baja ringan tanpa SNI bisa jadi ancaman diam-diam untuk rumah dan orang-orang tercinta di dalamnya. Pilih aman, pilih pasti. Gunakan baja ringan dari jaringan distributor resmi Semen Indonesia, karena rumah yang kuat dimulai dari atap yang tangguh!